Kamis, 12 Januari 2012

Skripsi perbandingan Bab II Pembelajaran Jigsaw dan Team Assisted Individualy

1.      Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
Menurut Suyatna (2008:104) “jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok terdiri atas beberapa siswa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Sisiwa yang memiliki topik sama bertemu pada kelompok ahli, kelompok ahli mempelajari satu topi. Dan setelah topik tersebut tuntas dibahas, maka siswa dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan berbagi pengetahuan dengan teman-teman pada kelompok asal.”

Menurut Isjoni (2010:54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Dari pendapat di atas dapat dsimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.

a.      Langkah-langkah dalam pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw (Aronson dalam Kunandar, 2007:365) adalah sebagai berikut:
1.      Kelompok Cooperative (asal)
a)      Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil 3 6 siswa.
b)      Bagikan wacana atau tugas akademik yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
c)      Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana atau tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada di dalamnya.
2)      Kelompok Ahli
a)      Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana atau tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang telah dibpersiapkan oleh guru.
b)      Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
c)      Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok cooperative (asal).
d)     Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok cooperative (asal).
e)      Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.
f)       Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.
b.      Kelebihan dan Kelemahan  dari pembelajaran tipe jigsaw
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Menurut Resni (2011) adalah sebagai berikut:
1)      Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posisif diantara siswa yang memilik kemampuan belajar berbeda.
2)      Menerapkan bimbingan sesama teman.
3)      Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi.
4)      Memperbaiki kehadiran.
5)      Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar.
6)      Sikap apatis berkurang.
7)      Pemahaman materi lebih mendalam.
8)      Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Menurut Resni (2011) adalah sebagai berikut:
1)      Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
2)      Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkanmasalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
3)      Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

2.      Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualy)
Dalam perkembangannnya pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, tiap tipe memiliki perbedaan pada hakekat pembelajaran, kerjasama, peranan dan komunikasi antar siswa serta peranan guru. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan kombinasi antara belajar secara kooperatif dengan belajar secara individual.
Pada pembelajaran TAI peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang heterogen (jenis kelamin, ras, agama, dan tingkat kemampuan (tinggi, sedang,rendah), tetapi setiap peserta didik belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya, untuk itu setiap kelompok anggotanya harus bekerja sama dalam memahami pelajaran.
Menurut Lie ( 2004:43) kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization karena beberapa alasan, yaitu (1) kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung, (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender, serta (3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga sampai empat anak.

Menurut Slavin (dalam Wahyudi, 2011) pembelajaran kooperatif Teams Asssisted Individualy (TAI) Merupakan metode pembelajaran kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai assisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok, dalam hal ini pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.

Menurut  Slavin (1995:98) ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization untuk dikembangkan sebagai variasi pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai, antara lain adalah dalam model pembelajaran ini tidak ada persaingan antar siswa karena siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda, siswa tidak hanya mengharap bantuan dari guru, tetapi siswa juga termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi dan guru setidaknya hanya menggunakan setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

Selanjuitnya Slavin ( 1995:97) menyatakan bahwa “pada model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization, siswa belajar dengan bantuan lembar diskusi secara berkelompok, berdiskusi untuk menemukan dan memahami konsep-konsep. Sesama anggota kelompok berbagi tanggung jawab. Setiap individu dalam kelompok tersebut diberi satu evaluasi (kuis). Hasil belajar kelompok dibandingkan dengan kelompok lain untuk memperoleh penghargaan berupa pujian (misalnya kelompok super) dari guru. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization lebih menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk berbagi hasil bagi setiap anggota kelompok.

Pada dasarnya para siswa memasuki kelas dengan berbekal pengetahuan yang berbeda-beda, sehingga ketika guru menyampaikan suatu materi pelajaran dalam kelas yang beragam pengetahuannya, kemungkinan beberapa siswa tidak mempunyai keterampilan-keterampilan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Sedangkan siswa lain mungkin telah mengetahui materi tersebut, sehingga dapat mempelajari dengan cepat dan waktu yang tersisa  terbuang percuma.
Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI, karena pembelajaran ini merancang sebuah bentuk pembelajaran kelompok dengan cara menyuruh para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah serta saling memotivasi untuk berprestasi.

a.         Komponen Utama dari Teams Asssisted Individualy (TAI)
Menurut Slavin (2010:195-200) secara umum TAI terdiri dari 8 komponen utama yaitu :
1)  Teams. Kelompok dalam pembelajaran TAI terdiri 4 – 5 orang siswa yang mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Fungsi utama dari Tim adalah membentuk tim agar mengingat materi yang diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan belajar dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai assisten atau anggota lain yang lebih tahu.
2)    Tes Penempatan. Siswa-siswa diberi tes awal program pembelajaran. Hasil dari tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan point yang kita peroleh.
3)  Materi Kurikulum. Pada proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan tekhnik dan strategi pemecahan masalah untuk penugasan materi.
4)  Belajar Kelompok. Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada anggota lainnya atau assisten yang telah ditunjuk, kalau belum paham baru meminta penjelasan dari guru
5)      Skor Tim dan Rekognisi Tim. Setelah diberikan tes kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan atau sejenisnya jika memenuhi atau melampaui kriteria yang telah ditentukan.
6)      Kelompok Pengajaran. Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru mengajar siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun kelompok dengan kebebasan tapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran TAI.
7)   Tes Fakta. Pada setiap subkonsep materi pokok diberikan lembar kerja secara individual untuk mengetahui pemahaman bahan atau materi dapat berupa ringkasan materi yang dipelajari di rumah kemudian pertemuan selanjutnya dikerjakan.
8)    Unit seluruh kelas. Setelah akhir pengajaran pokok bahasan suatu materi guru menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir pembelajaran diberikan kesimpulan dari materi.

Berdasarkan komponen-komponen di atas maka  dapat dikembangkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualy) adalah sebagai berikut:
1.   Guru memberikan tes secara individual kepada siswa yang nantinya akan dikelompokan secara heterogen.
2.   Guru membentuk beberapa kelompok heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
3.      Guru memberi memberikan materi pembelajaran kepada setiap kelompok.
4.    Guru memfasilitasi siswa dalam mempelajari materi pembelajaran dan menanyakan kepada guru jika materi belum bisa dipahami.
5.    Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
6.  Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual.



b.     Kelebihan dan Kelemahan dari Pembelajaran Teams Asssisted Individualy(TAI)
Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI menurut Wahyudi (2011) adalah sebagai berikut:
1)      Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
2)      Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.
3)      Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya.
4)      Adanya rasa tanggung jawab dalm kelompok dalam menyelesaikan masalah.
5)      Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif
Di samping memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif tipe TAI juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan model pembelajaran ini menurut Wahyudi (2011) adalah:
1)  Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai.
2)     Tidak ada persaingan antar kelompok.
3)     Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini.
4)    Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga berjalan kurang baik.
5)     Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru
 

Labels

Pengunjung

free counters